Kehilangan
Lubang baru yang senantiasa
berlubang
Berkali-kali kutimbun
dengan
Air mata
Selalu kembali menjadi
lubang yang kosong
Hatiku tercabik-cabik
oleh memori
Tentangmu dan
Realitas yang hadir
setelahnya pun membunuhku
Perlahan tenggelam
dalam lubangku sendiri
Lubang yang kutahu akan
ada suatu saat nanti
Tapi tak pernah
sedikitpun kuharapkan kehadirannya
Hembusan angin
menghantar benakku
Ke dalam lubangmu, yang
kuciptakan dengan egoku
Dasar manusia tidak
berotak! Egois!
Aku tinggal dalam
lubang
Lubang yang tak
kuharapkan tapi tak bisa kuelakkan
Lubang yang kukerjakan
selama hidupku dalam hidupmu
Tanpa kusadari engkau
pun tak mengharapkan lubang itu
Tapi egoku
Ah, ego yang tolol!
Aku kehilanganmu dalam
lubang itu
Entah aku yang
tenggelam
Atau kau yang
perlahan-lahan pudar
Menjadi satu dengan
Sang Lubang
Pada suatu sore
Ditemani hembusan angin
Comments
Post a Comment