Kehilangan "Rumahku"

"Home is where you are. Where are you now?"



Kenangan itu, ketakutan itu
Senantiasa hidup dan berjalan bersamaku
Hari ini, satu tahun yang lalu,
Aku tiba di puncak Gunung Prau yang menunjukkan segala keindahan
Yang dilukiskan oleh Sang Pencipta
Hari itu seharusnya menjadi hari yang penuh dengan sukacita
Hari itu menjadi hari di mana aku dapat melihat berkat Allah yang besar
Hari itu aku ditemani oleh teman-temanku yang menjadi berkat tersendiri bagiku
Hari itu membuktikan bahwa kesenangan itu satu paket dengan kesedihan

Hari itu aku melihat dan mendengar kabar bahwa dirimu
Sudah tidak lagi bernafas
Sudah tidak lagi dapat beraktivitas
Sudah tidak lagi dapat menelfonku
Sudah tidak lagi dapat menerima pesan singkat dariku
Sudah tidak lagi dapat mengatakan, "Selamat ulang tahun ya"
Sudah tidak lagi dapat mengatakan, "Oma so rindu eh"
Sudah tidak lagi dapat menanyakan kabarku
Sudah tidak lagi dapat menajdi penyemangatku
Sudah tidak lagi dapat menjadi tempatku mencurahkan kisah-kisahku
Sudah tidak lagi dapat membuat kue kesukaanku
Sudah tidak lagi dapat memelukku
Sudah tidak lagi dapat mendoakanku

Aku selalu rindu mendengarmu berdoa
Setiap malam di kamarmu
Doa yang sederhana, penuh permohonan
Tapi juga sangat indah dan tulus itu membuatku sadar, Ma,
Kalau Oma selalu dan sangat menyayangiku
Kasih sayangmu itu tidak sebanding
Dengan frekuensi telfonku yang hanya sekali, dua kali
Kasih sayangmu itu tidak sebanding
Dengan semua hal yang dapat kuberikan padamu, Ma
Dan aku tidak mendapatkann kesempatan untuk membalas budimu


It's killing me, Ma,
The pain that comes when i started to remember everything about you
The loss and grieve

They said, "Time heals everything"
Tapi aku masih merasakan sakitnya
Kehilangan orang yang paling aku sayangi
Sama seperti satu tahun yang lalu, Ma
Aku masih merasa kehilangan ketika aku membayangkan
Percakapan singkat kita yang terakhir pada 22 Juni 2016 lalu
Aku selalu merasa kehilangan sosok yang
Selalu ada unutkku setiap kali aku berdoa untukmu

Terima kasih, Ma, untuk semuanya
Aku tak tau apa yang harus kuucapkan
Ketika aku harus berterima kasih kepadamu
Sungguh terlalu banyak hal yang telah kau buat untukku
Kau mengajarkanku kasih yang rela berkorban, Ma
Kasih yang tulus

Aku tidak marah pada Sang Empunya kehidupan karena telah mengambil
Harta yang paling berharga dalam hidupku
Tapi terkadang aku masih berhadap dirimu masih dapat bersamaku
Melihatku menjadi seorang cucu yang dapat kau banggakan, Ma
Dalam kesedihanku ketika memori tentang dirimu kembali datang kepadaku,
Aku merasakan penyertaan Tuhan dalam hidupku
Tuhan tidak memberikan pencobaan yang tidak dapat kuhadapi, aku percaya itu
Di balik kesulitanku menghadapi dukaku atas kehilanganmu
Aku meminta hikmat dan kekuatan dari Allah
Dan aku selalu mendapatkannya setiap hari, Ma
Tiada hari yang kulewati tanpa mengingat kenangan yang kita miliki
Aku rindu untuk pulang
ke "Rumahku"


Sabah, 14 Juli 2017 09.23
Hingga sekarang,
Dumai, 30 Juni 2018
Lukaku masih menganga dan tak terobati.

Comments

Popular posts from this blog

Explaining The Unexplainable

Hal Perjumpaan

The Mysteries of A Cup of Coffee