Sebuah Pilihan dalam Hidup
![]() |
Berlambatlah, rasa.... |
Banyak keluh kesah di sekelilingku, "Ah, bosan itu-itu saja," "Ganti dong, masa itu terus," dan masih banyak bentuk celotehan lainnya. Baru kusadari bahwa semua itu bermuara kembali pada satu titik, yaitu rasa.
Bukankah rasa seharusnya mengantar seseorang dalam petualangan kehidupan?
Kalau kata sebuah komersial di televisi, "Manis, asem, asin, rame rasanya." Mungkin maksud dari komersil itu berarti bahwa orang-orang sangat mencintai keberagaman rasa dan keluh kesah yang kudengar di sekelilingku berarti orang-orang sedang mendambakan rasa yang berbeda. Ah, aku mengerti sekarang.
Apa itu rasa? Pikiranku terus berputar dan tenggelam dalam pikiranku sendiri. Aku tahu rasa makanan yang enak, manis, pedas, asam, asin dan lainnya. Akan tetapi hari ini aku berbicara mengenai rasa yang berbeda. Pernahkah kalian, yang sedang membaca tulisan ini, merasakan "tidak merasa apapun"? Seolah-olah segala sesuatu disekitarmu berjalan terus, tanpa henti dan kamu tertatih-tatih untuk mengejarnya. Lelah, sesak, dan tidak mampu merasa. Jujur, aku menikmati ke-tidak-merasakan-apa pun ini. Ketika melihat orang lain harus merasakan sakit karena terlalu peduli, aku hanya diam dan menikmati keheningan kalbu. Apakah ini yang namanya tenang? Apakah ini yang kucari selama ini? Serenity.
Logikaku berkecamuk, meronta ketika suara lain dalam kepalaku berpikir bahwa hal inilah yang kucari selama ini. Seolah-olah mereka tidak setuju, hatiku pun berdegup seakan setuju. Kenapa? Bukankah merasa itu melelahkan? Aku hanya menerima bagianku dalam hidup ini dan mensyukurinya, sekali pun itu adalah sebuah ketidakadaan.
Mungkin ini ulah beberapa orang di sekelilingku yang masih menyita perhatianku hingga detik kalian membaca ini. Mereka membuatku terus berusaha, walaupun tertatih untuk mengejar rasa. Aneh. Kehadiran mereka membuatku terus berlari, ketidakhadiran mereka pun membuatku berhenti. Berhenti sampai mereka memberiku sebuah alasan untuk kembali berjalan.
Mungkin kalian berpikir betapa naifnya tulisan ini, tetapi it's the truth. Merasa membuatku lelah, dan ketidakadaan rasalah yang pada akhirnya setia menantiku diujung jalan dan memelukku erat ketika aku terlalu lelah untuk berjalan. Semua dalam hidup ini pilihan. Merasa adalah pilihan, menurutku. Begitu juga dengan tidak merasa. Mungkin aku terlalu lelah untuk merasa dan tidak merasa membuatku nyaman dengan keberadaanku. Jadi berlambatlah, rasa... Ini pilihanku, silakan pilih untuk dirimu sendiri.
Comments
Post a Comment